Jumat, 24 Desember 2010

My Heart was Closed

Diposting oleh Utari Oktavianti di 09.56.00
kini semua telah terkuak, rasa sayangku padanya dulu sekarang membeku. Dulu aku berusaha untuk mendekatinya, menyapanya dan akrab dengannya. Tapi, kini rasa itu telah hilang sekalipun sekarang dia meminta maafku. Dari lubuk hatiku ada partikel yang ingin memaafkan semua tingkahnya dan perkataanya. Tapi masih banyak jutaan partikel yang terlalu sakit sehingga ku tak bisa memaafkan seutuhnya. semuanya butuh proses, bukan hanya instan dimulut. aku telah lelah mendengar semua celotehnya, terutama makiannya. Memang aku pernah mengatakan satu kalimat, tetapi dibalasnya seribu kalimat.
semua selalu terjadi, kasih sayang selanjutnya diakhiri dengan pertengkaran dan makian. Aku telah berusaha untuk diam, dan hanya melihat saja tentang dia. Karena aku awalanya masih ingin membuka hati untuk lebih mengenalnya. aku iri dengan perlakuan dia kepadaku, dan dia kepada orang lain. Mungkin aku saja yang menyadari akan hal itu, tapi aku tak ambil pusing. aku masih berusaha mendekatinya, walaupun ku tahu dia tak pernah membuka hati untukku. Dan itu memang terbukti setelah sekarang semuanya terkuak.


Selalu saja terjadi salah paham dan keributan, puncaknya hatiku telah mati ketika 2 hari sebelum lebaran Idul Fitri tadi . Dia salah paham dengan statusku di salah satu jejaring sosial, yang dia sangka untuknya. Padahal itu untuk seorang “teman” di dekat rumahku. Pertama aku tak menyadarinya, karena sedari pagi aku terlalu larut dalam emosi, sehingga aku tak menyadari semua “celotehnya”. Yah, ternyata di salah satu jejaring yang lain, dia berkicau dengan riangnya, yang anda tahu, terlalu dalam menusuk hatiku. Moodku yang saat itu sedang bersama dengan sahabat2ku karena mereka telah pulang ke palembang dari perkuliahan di luar kota, hilang seketika. Aku tidak konsen, rasanya aku ingin menangis. Pikiran ku bercabang dua, satu ke teman – teman, dan satu ke kicauannya. Anda bisa bayangkan apa yang aku rasakan saat itu, Sedih, Marah, Kecewa, semuanya jadi satu. Terlebih lagi ketika semua orang membalas semua kicauannya. Ooh, betapa sakit hati ku ~~

Semenjak hari itu aku menutup hatiku untuknya, terlalu sakit hati ini dengan semua makiannya dan tingkahnya. Aku masih mencoba bersikap sewajarnya, dan menjaga jarak dengannya. Dia pun tanpa wajah berdosa, menganggap semuanya hilang tanpa bekas. dan lagi, ada pertengkaran lagi. KALIAN TAHU!! AKU SUDAH LELAH YA TUHAN! selalu saja kata – kataku dianggap salah dimatanya. Dan terakhir aku disangka menjadi biang masalah! OOh, aku telah menutup diriku untuknya, tapi selalu saja mencari kesalahan untuk marah kepadaku. Dan aku  bersyukur aku masih bisa diberi kesabaran untuk menahan diri, masih memandang dia nanti akan menjadi saudara jauh. Kalau tidak, mungkin telah lama tanganku mendarat diwajahnya. 

Baru – baru ini tanpa hujan dia memberi pesan kepadaku pagi2, saat aku baru bangun tidur. Amarahku telah ke ubun – ubun!! dan aku tidak merasa mengganggunya, dan saat itu semua keluar dari hatiku. setelahnya dia meminta maaf kepadaku, tapi sesungguhnya hatiku telah tertutup untuknya. Aku lelah pasti nantinya akan ada saja salah paham dan kemarahan dan makian lagi untukku. Untuk sekarang, aku hanya ingin mengenalnya, tidak mau lagi terlalu dekat dengannya. 

Aku sudah 20 tahun, sudah lelah meladeni orang yang tingkahnya masih remaja. kita kalau tidak kuliah atau kita telah menikah pasti lah telah punya anak. Jadi untuk apa bertingkah seperti anak kecil. dan Sekarang aku mengatakannya, SEMUA TERLAMBAT SUDAH!

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Journey of Love and Life Template by Ipietoon Blogger Template