Tulisan ini saya dedikasikan untuk ayahku tercinta Aswan Malik SE. Yah ayah ku hanya menempuh pendidikan sebatas S1, begitu pula dengan Ibuku Habsah SE. Ibu dulu kuliah sampe D3, baru setelah menikah dan punya anak melanjutkan pendidikan S1. Ayah dulu seorang karyawan di bank BRI, tapi harus mengikuti padini. Sehingga mulai saai itu, beliau berpindah mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya dan pendidikan yang semakin mahal. Sedangkan Ibu adalah PNS di Perindsutrian dan Perdagangan. Beliau telah bekerja disana semenjak beliau masih gadis dan sampai sekarang. Kira - kira telah hampir 30tahun beliau setia bekerja disana.
Sekarang Ayah bekerja di PT.Asuransi Parolamas, sebagai marketing. Tentunya bisa kalian bayangkan pekerjaan sebagai marketing di usia yang telah hampir 50 tahunan. Untuk bekerja dengan status pekerjaan yang lebih tinggi dirasa tidak mungkin, karena perusahaan pastinya ingin memperkerjakan karyawan yang masih muda. Beruntung ayah bekerja disana karena masih naungan BRI. Setiap hari ayah mencari nasabah untuk mendapatkan uang, memang ada gaji setiap bulannya, tapi apabila ada nasabah yang ingin mengajukan polis baru ada tambahan uang. Setiap hari ayah pergi dari rumah pukul 7.30 barengan dengan Ibuku. Kalau Ibuku menetap di kantor, sedangkan Ayah harus pergi dari suatu tempat ke tempat lain. Kami hanya punya motor di rumah ini, untuk membeli mobil rasanya mungkin kami harus menjual rumah terlebih dahulu..hehe :P
Yah, pekerjaan Ayah kurasa sangat melelahkan, dari satu kantor ke kantor lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain, kadang di tolak dan dibohongi. Tapi, itulah pekerjaan marketing, kita harus tahan banting, harus muka tembok dan harus pintar berbicara. Disaat panas, hujan, dingin ayah harus bermotor untuk mencari uang. maka tak di pungkiri badan ayahku jadi terbakar sinar matahari. tapi, beliau tidak pernah mengeluh walau harus susah mencari uang.
Dan tujuan sebenarnya saya menulis ini, karena kemarin ayah dengan bangganya mengantarkan adikku Indah Dwi Astuti ke Unsri Indralaya untuk daftar ulang di FKM. Saya teringat ketika mungkin 2 tahun yang lalu, saya berhasil diterima di SI UNSRI. Ketika itu kami tidak tahu naik apa untuk ke Indralaya dan Ayah mengantarku ke Indralaya dengan motor hondanya. Kami pergi dari pagi hari, dan ketika sampai di BAAK motor kami parkirkan disana. Ketika itu kami akan menuju FASILKOM, bertanya kepada satpam katanya kami hanya perlu berjalan saja. Dan kami percaya karena dikira dekat. tapi bagi kami yang baru di Unsri, rasanya sangat jauh menuju kesana. kami melewati Fakultas Teknik di tengah teriknya matahari. Dan Ayah tahu bahwa saya sudah kecapaian berjalan, sehingga ketika kami sampai di Fasilkom (tentunya telah bertanya kepada banyak orang), Ayah menyuruhku menunggu di Fasilkom, sedangkan Beliau akan berjalan kembali ke BAAK mengambil motor.
Disana saya merasa kasihan dengan Ayah yang tidak ada lelahnya untuk mengantar anaknya bersekolah, saya merasa kasihan dengan Ayah yang tak kenal malu harus pergi kemana - mana menggunakan motor.
Sepanjang perjalanan pulang dari Indralaya ke Palembang, saya merasakan bahwa Ayah orang yang hebat! ^^
Kemarin Ayahku untuk kedua kalinya bermotor untuk mengantarkan Adikku, padahal telah saya bilang kalo ada Bis Bukit ke Indralaya, tapi Ayah tetap ngotot ingin bermotor kesana. Beliau minta izin tidak bekerja sehari dengan atasannya . Alasannya karena akan susah kemana - mana kalo ga bawa motor. Dan adikuu berangkat bersama Ayah dari 06.30 . Dan ternyata ketika mereka pulang pukul 16.00, mereka kehujanan di perjalanan. Sungguh miris sekali saya mendengarnya, dan adikku juga cerita kalo mereka pecah ban sampai dua kali!!!
Ya Rabb, Ayahku tak mengeluh atau marah ketika banyak kejadian yang mereka alami kemarin. Hanya saja ketika pulang, Ayah ku langsung tertidur dengan pulasnya. Tentu saja, karena beliau harus mengendarai motor dengan jarak tempuh yang sangat jauh dan harus waspada terhadap bahaya yang mengincar. Mungkin Beliau ingin, orang tau kalo Beliau lah yang mengantarkan anaknya pertama kali menuju kampus kebanggaan orang Palembang, kuliah di Universitas Negeri, dan bukan orang lain yang mengantarkan kami. Walaupun ayah terkadang menyebalkan karena sering marah dirumah, tapi Ayah tetap Ayah yang HEBAT!
Saya hanya bisa berdoa, bisa cepat lulus kuliah, bisa bekerja langsung seusai lulus, mendapat gaji yang besar, dan tentunya satu harapan saya "SAYA INGIN MEMBERANGKATKAN HAJI UNTUK KEDUA ORANGTUA SAYA DENGAN UANG SAYA SENDIRI".
Itulah cita - cita yang mungkin bakal susah saya capai, tapi saya akan berusaha. semoga Allah memberikan mereka umur yang panjang, sehingga mereka bisa melihat hasil usaha mereka menyekolahkan kami setinggi mungkin. aamiiienn
MY BELOVED DADDY :) |
0 komentar:
Posting Komentar