Jumat, 29 April 2011

Kisah Kasih di Sekolah part 1

Diposting oleh Utari Oktavianti di 14.04.00
sembari menulis posting ini, diiringi dengan backsound lagunya Om Chrisye - Kisah Kasih di Sekolah. ketika pulang kerja kelompok dirumah teman, saya dijemput kekasih saya. tapi sial, saat mau keluar dari lorong, motornya mogok karena habis bensin. jujur saja, saya merasa tak enak hati dengan kekasih saya. tapi di tetep kekeh mau jemput saya disana. saya tau dia tak ada uang sama sekali, mungkin hanya ada 5lembar uang ribuan. tapi saya tak pernah memojokkan kekasih saya, atau beranggapan dia orang tak punya. saya selalu menerima dia apa adanya. baik dengan kelebihan dan kekurangannya. saya terima semuanya dengan hati senang.

saya selalu berusaha membesarkan hatinya, menyenangkannya, dan membuat dia selalu tertawa walapun dia selalu dipenuhi beban pikiran. pastinya, dengan uang yang hanya diberikan tiap awal bulan itu selalu tak cukup baginya.saya tau itu udah dari jaman kami masih 2 tahun pertama. dia diberikan motor yang emang udah tua, perlu perbaikan disana sini, perlu upgrade dan semuanya membutuhkan uang yang sangat banyak. terkadang saya mengeluh, kenapa dia lebih mementingkan motornya dari saya? tetapi sekarang, semuanya bisa saya mengerti.

sampai pada akhirnya, 1 tahun terakhir dia diberikan motor punya kakaknya, dan lagi perlu perbaikan disana sini. mau tak mau, saya harus mengalah untuk dia. saya tak ingin dia merasa terpojokkan oleh teman - temannya. dia pernah cerita dia diejek oleh teman kampus dengan motor butut itu, saya merasa sangat marah. MEREKA SIAPA? SEENAK SAJA MENGHINA - HINA? dia terus berbenah agar tak dianggap remeh dan dihina setiap saat.

terlebih lagi, dia ingin saya bahagia bisa jalan - jalan dengan si "25". ya dia menempelkan angka 25 di tanki motornya. dia ingin mengukir kisah cinta kami disana.

kembali lagi ke cerita awal, dia meminta saya untuk pulang naik angkot sedangkan dia mendorong motornya untuk mencari bensin. tentu saja saya tak mau, bagaimanapun juga suka duka mesti kami lewatin bersama. saya juga ikut mendorong motor itu dari belakang, dan kalian tau betapa beratnya saat naik tanjakan. berpeluh keringat melewati bukit itu. tetapi ketika turun tanjakan, kami menaiki motor itu rasanya lucu sekali seperti naik sepeda, dan untung ketika hampir mendekati jalan biasa, motor bisa dihidupkan dengan sisa - sia bensin yang ada untuk menuju pom bensin terdekat.

pastinya kami capek, tapi saya senang, karena saya ada disaat bagaimanapun juga :)

TO BE CONTINUED

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Journey of Love and Life Template by Ipietoon Blogger Template